Teh Pahit

"Ini, dimana? Kok semua nuansa biru dan ungu" kagum Lara dalam bingungnya.

"Ya ini dimensi yang aku ciptakan, dimensi ini hanya ada di benakku dan aku adalah dimensi kecil ini." Jawab sebuah suara tanpa bentuk empunyanya.

"Portalnya?" Tanya Lara berusaha untuk kembali.

"Sejak Lara melangkah ke dalam dimensi ini sudah menghilang." Jawab suara itu lagi.

"Rana? Kan? Bisakah kau mewujudkan dirimu agar kita bisa, berbicara dengan normal layaknya dua cewe' biasa?"

"Sebentar." Tak lama kemudian di bukit biru tak jauh dari Lara muncul sebuah rumah sederhana dan satu set meja kursi taman beserta poci teh, cangkir dan Rana. "Lara! Kemari!" Teriak Rana.

Lara menghampiri kemudian duduk di kursi taman. Rana menuangkan teh ke cangkir kemudian menawarkan Lana "Teh Pahit." Lana menyambut kemudian bertanya "Arba, gimana?"

"Sabar Lara, semua akan dijelaskan satu-persatu disini. Karena engkau adalah calon penerus Sang Bijak yang berikutnya."

***

Rana membuka percakapan berhadapan dengan Lara "Sebelum aku menceritakan apa yang terjadi pada Arba, baiknya kau mengerti dulu tentang realitas Makhluk Cahaya dan Makhluk Kegelapan."

"Makluk Cahaya dan Makhluk Kegelapan sudah ada jauh sebelum manusia pertama didaratkan ke Bumi." Lara memperhatikan lingkungannya beralih dari cahaya menuju kegelapan.

"Ras Makhluk Cahaya, adalah Makhluk yang berhasil membebaskan diri dari belenggu keduniawian dan menjadi Makhluk energi." Lara melihat di sisi kanannya, para Makhluk asing yang berjatuhan digantikan cahaya.

"Ras Makhluk Kegelapan, adalah Makhluk yang berhasil merubah bahan baku apapun di planetnya menjadi energi." Lara melihat di sisi kirinya, sebuah planet hijau yang berubah menjadi merah kehitaman.

"Kedua ras ini saling berebut pengaruh dalam berbagai tata surya yang mereka temui." Lara melihat bagaimana para Makhluk Cahaya datang mengunjungi sebuah planet dan planet itu makin bercahaya. Lara juga melihat bagaimana para Makhluk Kegelapan merebut sebuah planet dengan perang sehingga teknologi para Makhluk Kegelapan merusak planet tersebut.

"Sehingga akhirnya mereka bertemu, dan pecahlah perang antara Cahaya dan Kegelapan." Lara melihat kehancuran luar biasa dalam pertempuran demi pertempuran dengan korbannya planet-planet dan kebudayaan lain.

"Sehingga mereka pun tersadar bahwa perang yang mereka lakukan tidak ada artinya lagi, karena kekuatan mereka seimbang. Akhirnya mereka menyetujui untuk hanya berperang menggunakan ras lain, proxy war." Lara baru saja menyadari bahwa ia sudah tidak dalam posisi duduk, tapi melayang. Sementara Rana sudah lama lenyap dan cangkir teh yang Lara pegang, masih terpegang.

"Manusia Bumi, awalnya terbagi dua, Athlantean dan  manusia daratan utama. Athlantean adalah yang sudah bertemu dan berkembang dengan bantuan para Makhluk Cahaya." Lara melihat sebuah daratan melingkar dengan kanal-kanal air melingkar dan sebuah Piramida raksasa di tengah daratan tersebut. Beberapa kilat cahaya mendarat disebelah Piramida tersebut.

"Seiring berjalannya waktu, para Athlantean mulai terpecah menjadi dua faksi, faksi teknologi yang berniat menguasai seluruh alam dan manusia Bumi, sementara faksi cahaya yang berniat memberikan perkembangan budaya, teknologi yang bermanfaat pada manusia dan alam tanpa merusak  Bumi. Perpecahan demi perpecahan mulai terjadi." Lara melihat kubu Athlantean dengan jubah putih disebelah kanan dan kubu Athlantean dengan armor besi berwarna merah dan hitam disebelah kiri.

"Tapi, perpecahan terbesar adalah saat faksi cahaya menguasai 100% pemilihan kandidat master pembimbing manusia yang bisa membaca buku kehidupan, faksi teknologi mulai memisahkan diri dan menciptakan koloni di luar angkasa." Lara melihat koloni-koloni kecil diluar Bumi.

"Karena dendamnya, salah satu anggota faksi teknologi menghancurkan reaktor atomic di puncak piramida. Sebagian besar faksi cahaya saat itu sedang berada diluar Athlantean, sebagai perwakilan damai dengan kerajaan-kerajaan manusia daratan. Hancurlah Athlantean karena proses implotion reaktor atomic." Lara melihat dari luar Bumi, daratan Athlantean hancur tenggelam di lautan.

***

"Bagaimana dengan buku kehidupan?" Tanya Lara sambil mencoba mengembalikan posisi melayangnya dan secangkir teh yang entah isinya tinggal seberapa.

"Itu, mari kita kembali dulu." Ucap Rana yang tiba-tiba muncul didepan Lara, sembari memperbaiki posisi duduknya dan menuangkan teh pada cangkirnya.

"Para Makhluk Cahaya memberikan sebuah alat bantu bagi Athlantean, sebuah buku pencatat. Buku ini mencatat seluruh kehidupan manusia, dari awal manusia didaratkan ke Bumi, sampai detik ini." Ucap Rana dengan senyuman manis penuh misteri.

"Seluruh pengetahuan tentang sejarah kehidupan Manusia ada di buku ini. Pada awalnya, semua Athlantean mampu membaca buku ini. Tapi setelah terjadi perpecahan, tak satu pun Athlantean mampu membacanya. Itulah maka mereka memperebutkan posisi master pembimbing, Guide bagi para pembaca buku kehidupan." Lara kembali melihat di sisi kanan para Athlantean faksi Cahaya, di sisi kiri para Athlantean faksi Teknologi saling beradu debat.

"Sejak itu, manusia yang dibimbing para master untuk membaca Buku Kehidupan disebut Sang Bijak. Arba adalah salah satu keturunan dari ibu yang anaknya juga adalah seorang Sang Bijak namanya Arbanthra. Hidup dimasa pertarungan sihir terkenal antara ular kecil dan ular raksasa di Mesir kuno." Lara melihat Mesir Kuno, laki-laki yang mirip Arba, mengintip pertarungan sihir dari balik kanal udara di istana, pelariannya saat dikejar setelah sempat membaca Buku Kehidupan yang disimpan gurunya. Enam anak panah tertancap di punggungnya saat menyelamatkan diri menggunakan kapal kecil. Kemudian jatuh ke sungai.

"Arba..." Lirih Lara. "Bukan, Arbanthra. Keturunan kakaknya nanti bertualang ke Nusantara." Ujar Rana kembali memunculkan dirinya dihadapan Lara sembari meminum tehnya.

***

"Arba, adalah pilihan para Makhluk Cahaya, entah mengapa. Perang yang dihadapi Arba sebentar lagi, adalah akibat para Athlantean faksi teknologi yang haus akan kekuatan, dirayu untuk pindah ke Tata Surya lain. Disana mereka dibentuk ulang menjadi 2 jenis makhluk, para Pretendors yang bisa merubah bentuk menjadi makhluk lain dan para Technovores dengan kemajuan teknologinya." Kali ini tanpa tampilan apapun.

Rana menjawab muka tanda tanya Lara "Buku Kehidupan tidak mencatat makhluk selain manusia dan mereka bukan lagi manusia." 

"Saat Arba melewati daerah ini, inilah yang terpampang dihadapannya." Lara melihat sebuah Matahari redup dengan ribuan pelat mengelilinginya, ribuan kapal perang dari yang kecil sampai yang sangat besar, sementara ada makhluk yang berubah menjadi kapal fighter kecil.

"Arba..." Lirih Lara sedih.

"Para Makhluk Cahaya memecah tubuh Arba partikel per partikel, atom per atom dan kembali membentuknya menjadi seorang pemimpin Pasukan Cahaya. Pemimpin dari ratusan Manusia yang dibimbing langsung oleh para Makhluk Cahaya." Lara melihat Arba terurai di depan sebuah Black Hole di sebelah kanannya dan sebuah White Hole muncul mengeluarkan partikel-partikel yang langsung dikerubungi para Makhluk Cahaya menjadi sebuah gundukan Asteroid di sebelah kirinya.

"Masa depan Bumi, ada pada Arba." Lirih Rana yang sudah berdiri disebelah Lara sambil menepuk bahunya. "Mari, kita bertemu Arba".

Sebuah portal terbuka, terlihat panser TNI disana.

To be continue .....

********************
Sang Bijak = Manusia yang ditugasi mengawal buku kehidupan, mempunyai kemampuan dasar Magi hasil didikan para Athlantean.

Pasukan Cahaya = Pasukan khusus yang dibina para Makhluk Cahaya.

Jumpsuit Maintenance = Overall yang dipakai para petugas teknisi khusus perawatan.

Moteroder = Pertandingan skating bermotor memperebutkan bola bermotor dengan kekerasan dan narkoba

Pretendors = Ras Alien yang mampu mengambil bentuk tubuh manusia, mampu meniru tindak tanduk, suara dan kebiasaan serta membunuh manusia aslinya.

Technovores = Ras Alien yang setengah Biological dan setengah Machinery. Mampu menguasai energi di seluruh tata suryanya.

Modul Rx/Tx = Modul pengolahan gelombang transmisi komunikasi analog maupun digital.

Athlantean = Bangsa Athlantean, bangsa yang dikenal punah karena tenggelam ke dalam lautan, lokasinya dicurigai berada pada laut Jawa. Sekarang ini lokasi terbarunya di sisi gelap Bulan.

Hunter Assasin = Orang yang bekerja sebagai pembunuh bayaran, bounty hunter, detektif, investigasi, dan berbagai macam hal pekerjaan dimana orang berduit tidak akan mengotori tangannya langsung.
********************

Kembali          Lanjut

Comments