Tanda Tangan V0.2

"Bu, maaf. Saya ga berani tanda tangan absensi perjalanan dinas dan honor kegiatan di Bandung. Saya sudah mengantongi surat larangan perjalanan dinas dari Inspektorat Jenderal terkait pelaksanaan pekerjaan Analisis Beban Kerja dan Jabatan serta Kinerja Organisasi dengan Biro Organisasi dan Kepegawaian yang copy suratnya ada di meja ibu." Kata Arba dengan tegas tapi memelas.

"Ga bisa, perencanaan kegiatan kita jauh lebih dulu dan lebih prioritas dibanding sekedar tugas keorganisasian. Walau kamu ga ikut, kita cuma perlu tanda tangan kamu biar duitnya pas bisa keluar untuk honor pegawai lain, toh nanti kamu juga kebagian." Kata Ibu pejabat dengan tegas.

"Tapi ...." Ucap Arba namun dipotong keras "Ga pake alesan lagi, segera tanda tangan atau tunjangan kinerjamu dipotong 80%!!!" Balas sang Ibu pejabat dengan keras.

"Ga bu, saya ga akan tanda tangan. Saya terima semua resiko potongan tunjangan kinerja. Saya pulang tepat waktu!" Tegas Arba ga kalah kerasnya dan memang sudah waktu pulang kerja.

***

"Kamu, bisa tirukan tanda tangan si Arba?" Tanya Ibu pejabat pada pegawai honorer.

"Bisa bu, tapi ga sampai 80% mirip." Jawab pegawai honorer.

"Biar, tanda tangani dua lembar ini sekaligus copynya di nama Arba, biar honornya kamu ambil." Kata Ibu pejabat sambil tersenyum penuh maksud.

***

"Arba, kamu dipanggil pak kepala sekretariat. Kayanya dia ngambek berat. Hati-hati yah!" Kata anak buah Pak Kepala Sekretariat.

"Ok. Thanks ya warningnya." Balas Arba dengan senyuman miris.

"Permisi pak, ada apa?" Tanya Arba polos lempeng.

"Ini surat pemberitahuan dari Inspektorat Jenderal. Kamu bermasalah di duga melakukan kebohongan administrasi dan korupsi uang perjalanan dinas serta honornya, total empat juta rupiah." Kata Pak Kepala Sekretariat. "Apa benar ini semua? Hei Arba!"

"Maaf pak, saya kaget. Saya, perjalanan dinas yang mana yah? Karena saya pegang surat larangan perjalanan dinas terkait kerjaan dengan biro organisasi dan kepegawaian dan saya turuti karena terkait pekerjaan antar unit ..." Kata Arba membela diri tapi dipotong Pak Kepala Sekretariat "makanya ini aneh. Ya sudah, kamu saya rumahkan dulu beberapa waktu, masalah gaji akan saya usahakan nanti."

"Baik pak." Sahut Arba sedih.

Seminggu ini masalah datang bertubi-tubi. Dari gaji belom turun, tunjangan kinerja beneran dipotong 80%, blom lagi pegawai tua yang melas minta pinjaman uang. Tambah gw dirumahkan.

Lara, istri gw, pasti bakal bingung masalah menyeimbangkan gaji gw dan gajinya, blom lagi tagihan listrik dan biaya hidup. Alhamdulillah kami masih numpang di rumah mak gw, tapi kan ga mungkin begini terus.

Baiknya gw pulang lebih cepat biar bisa membahas masalah ini dengan keluarga.

***

"Permisi, Assalamualaikum!"

"Wa Alaikum Salam, sebentar ya" sahut Mama sembari berjalan ke pintu depan.

"Ya, ada apa?" Tanya Mama.

"Kami dari Inspektorat Jenderal Kementerian segala urusan dan Kepolisian, menanyakan keberadaan bapak Arba." Kata Bapak petugas Inspektorat.

"Oh, terkait surat pemberitahuan kemarin, tapi Arba belum pulang sama sekali sejak dua bulan lalu dan gajinya juga ga keluar sama sekali. Kami tidak tahu keberadaan Arba sama sekali." Tegas Mama.

"Periksa!" Perintah Bapak petugas Inspektorat dan puluhan orang tiba-tiba masuk menggeledah rumah Mama, membuat takut adik-adik Arba, Ratih dan Janna serta Lara, istrinya Arba.

***

"Hei Arba, sudah siapkah dirimu?" Tanya Mei.

"Oh, maaf gw ngelamun. Gimana kesiapan para Pasukan Cahaya? Sudah terkumpul semua?" Tanya Arba.

"Sebagian besar sudah, beberapa masih diperjalanan kemari.

Itu, Sang Bijak dan Istrimu sedang menuju kemari." Kata Mei.

"Mas, mas Arba! Ini mas Arba kan? 10 tahun kenapa tubuhmu berubah begini" Tangis Lara lirih saat mendarat di telapak tangan Arba bersama Sang Bijak.

"Panjang ceritanya Lara sayang. Nanti mas akan ceritakan semuanya khusus buat Lara. Sang Bijak, salam hormat. Apakah tentara Athlantean sudah berkumpul di orbit Bumi?" Tanya Arba.

"Kami sudah berkumpul, kami sudah menunggu kesempatan ini berabad tahun lamanya, sudah saatnya para Pretendors dan Technovores di beri pelajaran." Kata Sang Bijak.

"Lara akan menjadi penerus Sang Bijak berikutnya, kami akan bawa dia ke Athlantean sekarang untuk pendidikannya. Keluargamu sudah kami bawa ke Athlantean. Kau kunjungi dia nanti, setelah berhasil menghancurkan armada para Pretendors." Lanjut Sang Bijak yang menciptakan portal dimensi dan menarik Lara kedalamnya.

To be continue .....

********************
Sang Bijak = Manusia yang ditugasi mengawal buku kehidupan, mempunyai kemampuan dasar Magi hasil didikan para Athlantean.

Pasukan Cahaya = Pasukan khusus yang dibina para Makhluk Cahaya.

Jumpsuit Maintenance = Overall yang dipakai para petugas teknisi khusus perawatan.

Moteroder = Pertandingan skating bermotor memperebutkan bola bermotor dengan kekerasan dan narkoba.

Pretendors = Ras Alien yang mampu mengambil bentuk tubuh manusia, mampu meniru tindak tanduk, suara dan kebiasaan serta membunuh manusia aslinya.

Technovores = Ras Alien yang setengah Biological dan setengah Machinery. Mampu menguasai energi di seluruh tata suryanya.

Modul Rx/Tx = Modul pengolahan gelombang transmisi komunikasi analog maupun digital.

Athlantean = Bangsa Athlantean, bangsa yang dikenal punah karena tenggelam ke dalam lautan, lokasinya dicurigai berada pada laut Jawa. Sekarang ini lokasi terbarunya di sisi gelap Bulan.


Hunter Assasin = Orang yang bekerja sebagai pembunuh bayaran, bounty hunter, detektif, investigasi, dan berbagai macam hal pekerjaan dimana orang berduit tidak akan mengotori tangannya langsung.
********************

Kembali          Lanjut

Comments