Sarapan V0.2

"Mas, bangun mas!" Pinta Ratih sambil mencoba membangunkan suaminya, Rangga.

"Eh, udah jam berapa ini?" Tanya Rangga yang masih mengucek-ucek mata.

"Setengah empat pagi sayang, katanya ada tugas study lapangan kelayakan di ..." Kata Ratih tapi dijawab cepat oleh Rangga "Lebak Banten, iya. Jauh banget deh dari sini."

"Yuk turun dulu, kita sarapan dulu, Mama udah manggil tadi." Kata Ratih sambil menarik tangan Rangga

"Oke sayang, ayok turun." Balas Rangga sambil senyum, ngantuk.

***

"Assalamu Alaikum." Sahut sebuah suara yang bertahun tidak pernah terdengar di rumah ini.

"Wa Alaikum Salam." Balas Mama sambil melirik Ratih.

"Di buka aja Ma, siapa tau tetangga butuh pertolongan." Kata Janna baru turun dari kamarnya.

Mama memutar kunci pintu dan membuka pintu "Ya Allah, mas Arba!" Tangis Mama mencoba memeluk.

Rangga langsung berdiri siaga mendengar tangis Mama, siap-siap bila terjadi hal yang tidak diinginkan.

Terdengar suara dari luar "Astagfirullah Mama, maafkan Arba Ma!" Terlihat seberkas cahaya menembus bayang Mama terpantul di sisi pintu.

"Mas Arba!" Gumam Janna kecil sembari berjalan ke arah pintu.

"Kenapa mas? Kenapa mama coba peluk kamu tapi seperti bayangan, kamu ini kenapa nak?" tangis Mama dalam kebingungan

"Ampun ma, maafkan Arba sudah banyak menyusahkan mama" ujar suara dari luar pintu dengan sedih.

Rangga dan Ratih berjalan menyusul Janna menuju pintu.

"Ya Allah, mas! Kamu kenapa jadi gini. Mama sedih lihat kamu, tembus kaya' bayangan, Mama ga bisa pegang kamu mas." tangis Mama

"Maaf Ma, Arba waktunya pendek sekali, adek-adek dimana?" Tanya suara diluar. Ratih dan Janna makin yakin suara itu milik Arba, kakak yang menghilang 10 Tahun.

"Di dalam mas, masuk yuk, kita sarapan sambil cerita-cerita." Ajak Mama

"Maaf Ma." Suara diluar terdengar makin sedih. "Arba ga bisa masuk rumah dengan tubuh sekarang ini."

"Oh, maafin Mama, mama ga ngerti. Biar Mama panggilkan adek-adek kesini" kata Mama sambil memanggil Ratih, Rangga dan Janna.

Janna, melihat kakaknya berlari mencoba memeluknya seperti kebiasaannya dulu. Tapi, Janna hanya memeluk bayangan dan jatuh tersungkur dibelakang Arba.

Ratih dan Rangga, melihat Janna hanya tertawa sedikit dan mereka memberi salam lambaian tangan.

"Aduh Janna, maafin mas ya. Tubuh mas sudah ga bisa dipeluk lagi." kata Arba. Tapi Janna tidak mendengarkan kata-kata kakaknya, Ia menjerit melihat tubuh asli Arba.

"Janna." Kata Arba dengan sayang yang berpindah posisi dari depan Mama ke depan Janna secepat kedipan mata. "Saat ini tubuh mas yang kamu lihat disana, bukan yang dihadapanmu. Serem yah? Tapi Bumi butuh mas sekarang seperti ini."

Ratih maju dan bertanya "Mas, apa akan selamanya begini? Apakah nanti bisa jadi normal kembali? Kenapa Bumi butuh mas jadi begini?" "Woow bertubi-tubi pertanyaannya, kangen juga mas." Kata Arba menyetop Ratih

"Nanti akan ada yang menjemput kalian, bangsa Athlantean. Mereka tampilannya agak aneh tapi mereka baik. Ikutlah dengan mereka. Nanti setelah urusan dengan para Pretendors dan Technovores selesai, mas akan ceritakan semuanya 10 tahun ini."

***

"Haa! Raksasa? Monster kata lu? Dikira kita hidup di jaman Kaijuu gituh? Jangan main-main lah!" Protes Io

"Ngga mas, ini serius. Liat aja hasil shot crew reportase langsung di Monas, mereka aja dr tadi bingung ambil sudut camera yg pas, saking tingginya itu monster. Ditambah ada semacam batas yg membuat peralatan terganggu fungsinya jadi crew reportase cuma bisa berada di dekat patung kuda." Jawab crew program

Io terperangah melihat apa yg ada di layar TV dr crew reportase langsung, sementara tanda siap on-air muncul.

"Ah, pagi ini sendirian lagi rupanya, tanpa Ratih lagi yang biasanya membuka. Sudahlah!" Batin Io sambil bersiap diri membuka acara kabar pagi.

"Lima, Empat, Tiga........." teriak crew program memberikan aba-aba Live On-Air

"Selamat pagi pemirsa, Kabar pagi kembali menyapa anda dengan sebuah berita......." Sambut Io mengawali acara kabar pagi, pagi itu.

To be continue .....

********************
Sang Bijak = Manusia yang ditugasi mengawal buku kehidupan, mempunyai kemampuan dasar Magi hasil didikan para Athlantean.

Pasukan Cahaya = Pasukan khusus yang dibina para Makhluk Cahaya.

Jumpsuit Maintenance = Overall yang dipakai para petugas teknisi khusus perawatan.

Moteroder = Pertandingan skating bermotor memperebutkan bola bermotor dengan kekerasan dan narkoba

Pretendors = Ras Alien yang mampu mengambil bentuk tubuh manusia, mampu meniru tindak tanduk, suara dan kebiasaan serta membunuh manusia aslinya.

Technovores = Ras Alien yang setengah Biological dan setengah Machinery. Mampu menguasai energi di seluruh tata suryanya.

Modul Rx/Tx = Modul pengolahan gelombang transmisi komunikasi analog maupun digital.

Athlantean = Bangsa Athlantean, bangsa yang dikenal punah karena tenggelam ke dalam lautan, lokasinya dicurigai berada pada laut Jawa. Sekarang ini lokasi terbarunya di sisi gelap Bulan.

Hunter Assasin = Orang yang bekerja sebagai pembunuh bayaran, bounty hunter, detektif, investigasi, dan berbagai macam hal pekerjaan dimana orang berduit tidak akan mengotori tangannya langsung.

********************

Kembali          Lanjut

Comments